DEFINISI
Flotasi
adalah proses pemisahan mineral secara physico-chemical
yang memanfatkan perbedaan sifat permukaan antara mineral berharga dan
mineral pengotor. Permukaan mineral yang bisa menempel pada gelembung udara dan
tidak suka dengan air disebut
hidrofobik, sementara sifat sebaliknya disebut hidrofilik.
PRINSIP KERJA
Prinsip
flotasi diilustrasikan pada gambar berikut:
Gambar 1. Ilustrasi prinsip kerja flotasi |
Umpan
yang akan diolah berupa pulp atau
lumpur dimasukkan ke dalam tangki atau sel flotasi. Tangki dilengkapi dengan
agitator atau pengaduk yang terintegrasi dengan pipa untuk menginjeksikan udara,
sehingga timbul gelembung udara di dalam pulp.
Mineral yang bersifat hidrofobik akan menempel pada gelembung udara kemudian
terangkat menuju permukaan menjadi buih (mineralised
froth), sedangkan mineral hidrofilik tetap tinggal di dalam pulp.
Contoh
pabrik yang mengaplikasikan proses flotasi adalah PT Freeport Indonesia (PTFI) dan
PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) untuk merecover
tembaga.
REAGEN YANG DIGUNAKAN
Selama
proses berlangsung, gelembung udara harus kuat dan stabil untuk membawa serta
mineral hidrofobik ke permukaan pulp,
sehingga diperlukan beberapa bahan kimia untuk mencapai kondisi tersebut, yang
dinamakan reagen flotasi. Reagen-reagen yang digunakan adalah
a. Kolektor
Merupakan senyawa organik yang digunakan untuk
mengubah mineral tertentu bersifat hidrofobik sehingga dapat menempel pada
gelembung udara. Kolektor ditambahkan ke dalam pulp dan waktu yang diperlukan
untuk teradsorpsi ke permukaan mineral dinamakan dengan conditioning period. Contoh kolektor adalah xanthates dan dithiophosphates
(Aerofloat collector).
b. Frother
Reagen ini ditambahkan untuk menurunkan tegangan
permukaan pada interface air-udara,
sehingga membentuk gelembung yang relatif lebih stabil., juga meningkatkan
kinetika flotasi. Contoh frother adalah Methyl Isobutyl Carbinol (MIBC).
c. Regulator/modifier
Penambahan
regulator berfungsi untuk meningkatkan kinerja kolektor menjadi lebih selektif
terhadap mineral tertentu. Regulator dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: activator, depressan, dan pH modifier. Activator berfungsi untuk memperbesar daya adsorpsi kolektor,
depressan digunakan untuk meningkatkan selektivitas proses flotasi dengan cara mengurani
adsorpsi kolektor pada mineral tertentu sehingga tetap bersifat hidrofilik,
sedangkan pH modifier berfungsi untuk mengontrol pH pulp agar didapatkan
kondisi yang optimal.
JENIS
Berdasarkan
prosesnya :
1. Flotasi
Bulk
Flotasi ini dilakukan untuk bijih yang memiliki
sekelompok mineral berharga, sehingga dihasilkan
konsentrat yang terdiri sekelompok mineral berharga tersebut dengan kadar yang lebih tinggi dari sebelumnya. Jadi konsentrat yang
terbentuk hanyalah satu jenis.
2. Flotasi
Diferensial
Jenis flotasi ini adalah proses lanjutan dari
flotasi bulk. Setelah didapatkan konsentrat pada flotasi bulk, dilakukan
kembali proses flotasi yang kemudian akan menghasilkan konsentrat dengan
kandungan satu jenis mineral berharga yang kadarnya pun lebih tinggi daripada konsentrat bulk. Misalnya ada tiga kelompok mineral berharga dalam
konsentrat bulk, maka konsentrat yang dihasilkan pada flotasi diferensial terdiri dari
tiga jenis dengan kandungan masing-masing satu mineral berharga.
3. Flotasi
Selektif
Sama-sama terdiri dari kelompok mineral berharga, tapi yang
membedakannya dengan flotasi bulk adalah pada konsentrat yang dihasilkan. Mineral berharga dalam flotasi selektif sudah terpisah dalam masing-masing konsentrat, sama seperti
pada konsentrat yang dihasilkan dalam jenis flotasi diferensial.
Berdasarkan
sel flotasinya:
1) Flotasi
Mekanik
Shaft dan impeller terletak di tengah mesin, udara akan dimasukkan
melaluai shaft dan didispersikan ke permukaan melalui impeller. Jenis ini
terdiri dari dua macam berdasarkan proses aerasinya, yaitu induksi dan blower.
Dikatakan induksi apabila air masuk secara manual tanpa adanya bantuan mesin
dengan memanfaatkan perbedaan tekanan antara di dalam sel dengan di udara.
Sedangkan proses aerasi pada tipe blower memanfaatkan media blower.
Gambar 2. Sel Flotasi Mekanik |
2) Flotasi
Pneumatik
Tidak ada impeller dan bekerja dengan mengkompres udara untuk
agitasi atau “the pulp aerator”.
3) Flotasi
Kolom
Flotasi dilakukan di dalam sebuah kolom, sementara proses conditioning
dilakukan di luar sel. Tidak ada bagian yang bergerak pada flotasi kolom ini.
Udara dihembuskan dari bawah.
Gambar 3. Sel flotasi kolom |
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
i. pH
Proses flotasi paling memungkinkan dilakukan pada
media yang bersifat basa karena kebanyakan kolektor, seperti xanthate, stabil dalam kondisi tersebut.
Selain itu kondisi basa juga dapat meminimalisir korosi pada tangki. Nilai kritis
pH untuk menghasilkan pemisahan yang optimal bergantung pada sifat alam dari
mineral, jenis kolektor dan dosis yang digunakan, serta temperatur proses. Contoh,
penggunaan 50 mg/l sodium aerofloat dengan nilai pH pulp 8 akan menyebabkan mineral kalkopirit akan terapung dan terpisah
dari galena dan pirit.
ii. Ukuran partikel
Ukuran
partikel tidak hanya berhubungan dengan derajat liberasi (lihat pada glosarium), tapi juga kemampuan untuk mengapung (floatibility). Gelembung udara memiliki
batas ukuran partikel yang dapat diapungkan, umumnya antara 5 µm dan 300 µm.
iii. Densitas
pulp
Faktor ini penting untuk menentukan ukuran serta
jumlah sel flotasi yang diperlukan dalam pabrik.
iv. Waktu
conditioning dan flotasi
Dibutuhkan data eksperimen untuk menetapkan waktu
optimum yang dibutuhkan untuk menghasilkan konsentrat dan tailing hasil proses.
Waktu flotasi tergantung pada ukuran partikel serta reagen yang digunakan. Selain
itu, dengan mengetahui waktu flotasi dapat ditentukan kapasitas pabrik.
Sumber:
B. A. Wills, Bsc, Ph.
D., C. Eng., MIMM. 1982. Mineral
Processing Technology, Pergamon Press, 4th edition
Tidak ada komentar:
Posting Komentar